5 Jenis dan Cara Penggunaan Alat Ukur Teknik Sipil dengan Metodologi yang Benar

by

Berbicara mengenai perhitungan, dalam menghitung segala hal terkait konstruksi, seorang teknik sipil perlu melakukan berbagai pengukuran yang teliti. Hal-hal yang umumnya diukur oleh teknik sipil merupakan ukuran petak tanah, ukurang suatu ruangan, tinggi bangunan, dan masih banyak yang lainnya.

Bagi para pemilik usaha yang ingin melakukan pengukuran dan pengujian, baik di bidang konstruksi, kimia, material bahan, dan lain sebagainya dapat melakukan pengujian di laboratorium tersertifikasi dan sudah mendapat akreditasi. Salah satu yang menyediakan pengujian ini adalah detech.co.id. Di sana menyediakan berbagai macam jenis pengujian yang tentunya keakuratannya tidak diragukan lagi.

Dalam melakukan berbagai macam pengukuran tersebut, diperlukan beberapa alat ukur untuk membantu teknik sipil, berikut penjelasan terkait alat ukur teknik sipil dan cara pengguanaannya.

Jenis dan Cara Penggunaan Alat Ukur Teknik Sipil

1. Meteran

Meteran merupakan salah satu alat ukur wajib dalam ilmu teknik sipil. Tak harus teknik sipil, beberapa bidang ilmu  yang membutuhkan pengukuran, seperti teknik geologi, teknik mesin, dan lainnya juga membutuhkann meteran untuk mengukur. Meteran memiliki beberapa julukan lain yaitu pita ukur dan roll meter. Meteran difungsikan sebagai alat pengukur panjang dan sangat sering digunakan pada suatu proyek bangunan.

Bagian-bagian meteran, yaitu kotak meteran, meteran/pita, plat di ujung meteran, dan gantungan kotakk meteran. Ukuran meteran sendiri berbeda-beda, mulai 10 meter, 15 meter, 30 meter, 50, bahkan 100 meter. Meteran ini layaknya sebuah penggaris namun ukurannya sangat panjang berupa gulungan.

Cara Pengguanaan Meteran:

  1. Seperti yang telah dijelaskan, meteran berfungsi untuk mengukur panjang sebuah bidang.
  2. Tarik ujung meteran hingga sesuai dengan panjang bidang yang ingin diukur.
  3. Alangkah lebih baik, jika pengukuran dilakukan oleh 2 orang agar hasilnya lebih akurat, 1 orang menarik meteran dan satu orang melihat angka pada meteran.
  4. Pastikan pita meteran lurus atau tidak bengkok agar pengukurannya tepat.
  5. Pengukuran panjang bidang untuk yang berupa sisi lingkaran atau sisi yang melengkung tidak dianjurkan menggunakan meteran, karena cukup sulit dan kurang akurat.
  6. Cara membaca skala dan hasil pengukuran yaitu cukup dengan melihat garis skala yang ada pada meteran, dan lihat angka jarak pada meteran. Untuk tingkat ketelitian yaitu sekitar 0,5 mm.

2. Jangka Sorong

Hampir sama dengan meteran, fungsi jangka sorong yakni mengukur panjang atau jarak dari suatu bidang. Bedanya dengan meteran, yaitu jangka sorong dapat mengukur benda yang permukaannya tidak lurus, seperti untuk mengukur diameter bola. Apabila meteran memiliki tingkat ketelitian atau akurasi 0,5 mm, jangka sorong memiliki ketelitian yang lebih tinggi, yaitu 0,05 mm.

Untuk jangka sorong, penggunaan skala sama seperti penggaris dan meteran, hanya saja lebih detail. Skala yang digunakan pada jangka sorong yaitu skala utama dan skala nonius (yang leih kecil). Bagiannya ada “rahang” dalam atau atas untuk mengukur diamter dalam, “rahang” luar atau bawah sebagai pegukur utama. Lalu, ada baut pengunci agar jangka tidak bergerak saat pengukuran, batang skala, dan tangkal ukur kedalaman.

Cara Penggunaan Jangka Sorong:

  1. Jepit benda yang ingin diukur panjang atau diameternya menggunakan rahang bawah.
  2. Pastikan posisi jepitan akurat dan benda tidak lepas dari jepitan.
  3. Agar posisi pengukuran tidak bergerak, gunakan baut pengunci.
  4. Baca skala utama yang ditunjukkan lalu tambah dengan skala nonius yang ditunjukkan segaris dengan skala utama.

Di era sekarang, jangka sorong lebih canggih dan praktis untuk mengukur, karena telah dilengkapi alat pengukur digital tanpa harus menghitung secara manual. Penggunaan jangka sorong sendiri ditujukan pada objek yang tidak terlalu besar.

3. Waterpass

Sesuai dengan namanya, alat waterpass merupakan alat yang menggunakan air dalam pemanfaatannya. Waterpass merupakan alat ukur yang difungsikan untuk mengukur dan melihat perbedaan ketinggian tanah atau suatu titik di atas permukaan tanah. Waterpass umumnya sering digunakan untuk menentukan kesejajaran suatu permukaan dengan tanah agar tidak miring, seperti lantai dan plafon bangunan. Perbedaan ketinggian permuakan ditentukan oleh garis visir (sumbu teroping) horizontal yang ditunjukkan oleh sumbu vertikal.

Prinsip kerja waterpass ini adalah dengan memanfaatkan sifat fluida cair, umumnya air yang permukaannya akan rata sesuai dengan permukaan bumi yang sesungguhnya dimanapun wadahnya. Pada umumnya, waterpass berbentuk persegi panjang dengan panjangberbagai ukuran, seperti 0,5 m, 1 m, 2m, 3m, dan seterusnya. Bahannya biasanya terbuat dari aluminium dan kayu agar anti karat dan ringan digunakan.

Cara Penggunaan Waterpass:

  1. Tempelkan waterpass ke bidang datar yang permukaannya ingin dicek
  2. Apabila permukaan tersebut benar-benar datar/ horizontal, maka gelembung cairan akan berada di tengah waterpass.
  3. Sedangkan bila permukaan benda benar-benar tegakan/ vertikal permukaan maka, gelembung cairan akan berada di ujung waterpass.

4. Total Station

Total station merupakan alat yang canggih dalam bidang teknik sipil. Total station merupakan alat yang dapat mengukur jarak sekaligus sudut  suatu objek. Dengan menggunakan total station, pengukuran jarak dan sudut tidak perlu menggunakan 2 alat berbeda, sehingga lebih praktis. Pengukuran menggunakan total station juga sangat lengkap karena terdapat titik koordinat dan beda ketinggian tanpa perlu menghitung secara manual.

Total station juga telah dilengkapi perangkat berupa memori dan processor agar dapat merekam hasil pengukuran. Hasil pengukuran tersebut nantinya bisa diiolah lebih lanjut menjadi data-data di dalam software komputer.

Untuk cara penggunaan total station cukup rumit dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang berpengalaman di bidang teknik sipil untuk menjamin ketepatan pengukuran. Sebab, apabila salah dapat menimbulkan kekacauan dan menimbulkan bahaya.

5. Theodolite

Mungkin bagi orang awam alat theodolite terderngar asing. Namun, tidak dengan orang teknik sipil, penggunaan theodolite sangat penting dan harus dikuasai. Theodolite digunakan untuk mengukur sudut pada bidang datar, baik horizontal maupun vertikal. Hal pengukuran sudut tersebut nantinya akan digunakan untuk menentukan jarak horizontal dan jarak vertikal antara dua buah titik.

Bagian-bagian dari theodolite antara lain teropong, lingkaran tegak, sumbu, kaki penyanggah, nivo tabung, optik nonius, lingkaran mendatar, tabung sumbu, sekrup kaki, dan pelat dasar berkaki tiga. Theodolite sendiri ada bermacam-macam jenis diantaranya theodolite reiterasi, theodolite repetisi, dan theodolite elektro optis.

Untuk cara pengoperasian theodolite cukup rumit. Biasanya yang mengoperasikan ini adalah praktisi-praktisi teknik sipil yang sudah dilatih sebelumnya di bangku perguruan tinggi. Untuk mengetahui cara pengoperasiannya bisa dilihat di jurnal-jurnal ilmiah tentang teknik sipil.

Demikan penjelasan singkat mengenai jenis-jenis alat ukut teknik sipil yang umum digunakan beserta cara pemakaiannya secara tepat. Semoga bisa menambah wawasan bagi pembaca yang ingin mengetahui seluk beluk di bidang teknik sipil. Pengukuran merupakan hal yang krusial bagi bidang keteknikan atau engneering, sehingga diperlukan pemahaman dan penguasaan alat ukur yang mumpuni.

Hal ini dikarenakan apabila terdapat kesalahan pengukuran sekecil apapun, bisa dimungkinkan akan menimbulkan kesalahan perancangan suatu konstruksi. Dampaknya adalah konstruksi menjadi labil dan tidak bertahan lama, bahkan dapat membahayakan nyawa apabila terjadi keruntuhan. Oleh karena itu, lulusan teknik sipil haruslah teliti dan bijak dalam melakukan pengukuran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *